NAMA : SARDI IRFANSYAH
KELAS : 1IB03
NPM: 16412848
KELAS : 1IB03
NPM: 16412848
BAB X
Manusia dan Kegelisahan
10.1 Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tenteram
hatinya selalu merasa khawatir , tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga
kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hari
maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya tidak
sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku
atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu gejala tingkah laku atau
gerak gerik tersebut wajahnya lain dari bisasanya misalnya berjalan mondar
mandir dalam ruangan tertentu sambil menundukkannya kepadanya memandang jauh
kedepan sambil mengepalkan tangannya duduk termenung sambil memegang kepalanya
duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan lain lain.
10.2 Sebab-sebab Orang Gelisah
- Gelisah terhadap dosa-dosa dan pelanggaran (yang telah dilakukan)
- Gelisah terhadap hasil kerja (tidak memenuhi kepuasan spiritual)
- Takut akan kehilangan milik (harta dan jabatan)
- Takut menghadapi keadaan masa depan (yang tidak disukai)
10.3 Usaha-usaha Mengatasi
Kegelisahan
Usaha-usaha yang dapat kita
lakukan untuk mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita
sendiri terlebih dahulu, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang
kita dapat berpikir tenang, sehingga kesulitan dapat kita atasi. Sedangkan cara
yang paling ampuh untuk mengatasi kegelisahan adalah dengan berserah diri
kepada Tuhan.
10.4 Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata
terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar terasing. Kata asing berarti
sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari
pergaulan, terpisahkan dari yang lain atau terpencil. Jadi kata keterasingan
berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil
atau terpisah dari yang lain. Penyebab orang berada dalam posisi terasingkan
adalah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh
masyarakat atau kekurangan yang ada pada diri seseorang , sehingga ia dapat
atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
10.5 Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi
yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi
atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian. Karena kesepian
bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan
kasus penyebabnya.
BAB XI
Manusia dan
Harapan
11.1 Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap
yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan dapat diartikan
sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Yang dapat disimpulkan harapan itu
menyangkut permasalahan masa depan.
Setiap manusia mempunyai harapan.
Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang
akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan – pesan
kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada
pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing – masing.
Misalnya, Budi hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan
untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan terkadang
akan berakibat menjadi tertawaan orang banyak seperti pribahasa “Si pungguk
merindukan bulan”, walaupun tidak ada yang tidak mungkin didunia ini bila Tuhan
berkehandak.
Harapan harus berdasarkan
kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan dapat terwujud, maka diperlukan usaha dengan
sungguh – sungguh, berdoa dan pada akhirnya bertawakal agar harapan itu dapat
terwujud.
11.2 Apa Sebab Manusia
Mempunyai Harapan?
Menurut kodratnya manusia itu
adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu
interaksi hidup, yakni ditengah suatu keluarga atau sebagai anggota masyarakat.
Tidak ada satu manusiapun yang luput dari interaksi hidup. Ditengah – tengah
yang lainnya, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik / jasmani maupun
mental / spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup berinteraksi
dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
- Dorongan kodrat, ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
- Dorongan kebutuhan hidup, sudah kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam – macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai
dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
a)
Kelangsungan hidup (survival)
b)
Keamanan (safety)
c)
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d)
Diakui lingkungan (status)
e)
Perwujudan cita – cita (self actualization)
11.3 Pengertian Do’a
Do’a
ialah permohonan seseorang hamba terhadap Allah secara terus bagi meyelesaikan
segala masalah rohani dan jasmani, dunia dan akhirat sama ada untuk dirinya
sendiri atau untuk saudara mara, sahabat handai dan seterusnya untuk kaum
muslimin dan muslimat.
11.4 Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata
percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal
– hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada
beberapa kalimat yang dapat kita perhatikan :
- Ia tidak percaya pada diri sendiri.
- Saya tidak percaya ia berbuat seperti itu, berita itu kurang dapat dipercaya.
- Bagaimana juga kita harus percaya kepada pemerintah.
- Kita harus percaya akan nasehat – nasehat yang berasal dari Al-qur’an.
Dengan contoh berbagai kalimat
diatas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa dasar kepercayaan itu adalah
kebenaran.
11.5 Kepercayaan dan Usaha
untuk meningkatkannya
Dasar Kepercayaan adalah Kebenaran. Sumber Kebenaran adalah
Manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan pada diri
Sendiri
Kepercayaan
pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri
sendiri pada Hakekatnya percaya pada Tuhan yang Maha Esa. Percaya pada diri
sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu
mengerjakan yang diserahkan atau dipercaya kepadanya.
2. Kepercayaan Kepada Orang
Lain
Percaya
pada Orang lain itu dapat Berupa percaya kepada Saudara, Orang Tua, Guru, atau
siapa saja. Kepercayaan kepada Orang Lain itu sudah tentu percaya terhadap kata
hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya.
Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang
yang berjanji sesuatu harus dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang
lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
3. Kepercayaan Kepada
Pemerintah
Pandangan
demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, dan milik rakyat
adalah Negara dan rakyat itu menjelma pada negara. Sseorang mempunyai arti
hanya dalam Masyarakat, dan Negara. Hanya Negara sebagai keutuhan (totalitas)
yang ada, sehingga kedaulatan mutlak pada Negara. Satu-satunya yang mempunyai Hak
adalah Negara. Manusia perseorangan tidak mempunyai hak, tetapi hanya
kewajiban. Karena itu jelaslah bagi kita, baik teori maupun pandangan teokratis
atau demokratis negara pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber
kebenaran, sehingga wajar jika Manusia sebagai warga negara percaya kepada
negara dan pemerintah.
4. Kepercayaan kepada
Tuhan
Kepercayaan
kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan Manusia itu
bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan itu amat
penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan manusia dengan
Tuhannya. Kepercayaan Berarti keyakinan akan kebenaran adanya Tuhan. Oleh
Karena itu, jika Manusia ingin memohon pertolongan kepadanya, maka manusia
harus percaya kepada Tuhan.
sumber referensi:
Buku MKDU Ilmu Budaya Dasar Oleh : Widyo Nugroho, Achmad Muchji penerbit gunadarma
http://vynhe.blogspot.com/2013/01/bab-xi-manusia-dan-harapan.html
sumber referensi:
Buku MKDU Ilmu Budaya Dasar Oleh : Widyo Nugroho, Achmad Muchji penerbit gunadarma
http://vynhe.blogspot.com/2013/01/bab-xi-manusia-dan-harapan.html
No comments:
Post a Comment