nama: SARDI IRFANSYAH
KELAS : 1IB03
NPM: 16412848
BAB VII
Manusia dan
Keadilan
7.1 Keadilan
Menurut pendapat yang lebih umum
dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara
hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan
menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan
bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang
memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
Keadilan merupakan suatu
nilai/orientasi yang menjadi patokan untuk dicapai, walaupun manusia hanya
dapat mendekatinya. Sebagai perkembangan dari perenungan, saya mendapatkan
bahwa terdapat paling tidak ada 2 unsur penting (pilar terpentik dalam keadilan
yaitu :
1. Tidak merugikan pihak lain
2. Menempatkan manusia
sebagaimana tujuan dari adanya manusia
7.2 Keadilan Sosial
Keadilan merupakan sila kelima
dari pancasila yang berbunyi "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia." Para pemimpin membuat perumusan pancasila dengan berbagai
uraian, seperti dari Bung Hatta dalam uraiannya mengenai sila "Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia", menulis sebagai berikut
"Keadilan sosial adalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan
Indonesia yang adil dan makmur." Selanjutnya diuraikan bahwa para pemimpin
Indonesia yang menyusun UUD 45 percaya bahwa cita-cita keadilan sosial dalam
bidang ekonomi ialah dapat mencapai kemakmuran yang merata.
Lima wujud keadilan sosial yang
diperinci dalam perbuatan dan sikap :
1. Perbuatan luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Sikap adil terhadap sesama,
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang
lain.
3. Sikap suka memberi pertolongan
kepada orang yang memerlukan
4. Sikap suka bekerja keras.
5. Sikap menghargai hasil karya
orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Delapan jalur pemerataan yang
merupakan asas keadilan sosial :
1) Pemerataan pemenuhan kebutuhan
pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang, dan perumahan.
2) Pemerataan memperoleh
pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3) Pemerataan pembagian
pendapatan.
4) Pemerataan kesempatan kerja.
5) Pemerataan kesempatan
berusaha.
6) Pemerataan kesempatan
berpatisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita.
7) Pemerataan penyebaran
pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
8) Pemerataan kesempatan
memperoleh keadilan.
7.3. Berbagai Macam Keadilan
Macam-macam keadilan :
1. Keadilan legal atau keadilan moral.
2. Keadilan distributif.
3. Keadilan komutatif.
7.4. Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa
yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya
sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedangkan kenyataan yang ada itu adalah
kenyataaan yang benarr-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya
dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum.
Hakekat kejujuran :
Pada hakekatnya, jujur atau
kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan
adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalah atau dosa.
7.5. Kecurangan
Kecurangan atau curang identik
dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun
tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak
sesuai dengan hati nuraninya.
Sebab-sebab orang melakukan
kecurangan :
Ditinjau dari hubungan manusia
dengan alam sekitarnya, ada empat aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan,
aspek peradaban, dan aspek teknik. Apabila keempat aspek tersebut dilaksanakan
secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau
norma hukum. Akan tetapi, apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa
tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma
tersebut dan jadilah kecurangan.
7.6. Perhitungan (HISAB) Dan
Pembalasan
Macam-macam perhitungan dan
pembalasan :
Menurut agama :
Jika seseorang melakukan apa yang
ALLAH SWT larang, maka orang tersebut akan mendapat balasannya sesuai apa yang
dia perbuat di akherat nanti.
Menurut hukum:
Jika ada seseorang yang melanggar
hukum, dia wajib mendapat balasan dan hukuman sesuai apa yang dia perbuat.
7.7. Pemulihan Nama Baik
Nama baik bukan sekedar sebuah
nama, tapi nama baik adalah sesuatu yang perlu dipertahankan dan dijaga. Sekali
ternoda atau tercemar akan sulit memulihkannya. Apabila ingin memulihkan nama
baik yang sudah tercemar, sebaik kita melakukan perilaku yang positif, dan
tingah laku yang sopan dan satun. Selain itu kita harus bertobat kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berjanji tidak mengulangi perbutan yang dapat mencemarkan
nama baik.
Hakekat pemulihan nama baik :
Yang sesuai dengan kodrat
manusia, yaitu :
1. Manusia menurut sifat dasarnya
adalah makhluk moral.
2. Ada aturan-aturan yang berdiri
sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai
pelaku moral tersebut.
7.8. Pembalasan
Suatu reaksi atas perbuatan orang
lain, berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang
serupa, dan tingkah laku yang seimbang.
Pembalasan disebabkan oleh adanya
pergaulan. Pergaulan yang bersahabat akan mendapat balasan yang bersahabat,
sebaliknya pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak
bersahabt pula.
BAB VIII
Manusia dan
Pandangan Hidup
8.1 Pandangan Hidup dan Ideologi
Setiap manusia mempunyai pandangan
hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati, sehingga pandangan hidup
artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan,
petunjuk hidup di dunia.
Pandangan hidup Islam dicanangkan
oleh Nabi di Makkah melalui penyampaian wahyu Allah dengan cara-cara yang khas.
Setiap kali Nabi menerima wahyu yang berupa ayat-ayat al-Qur’an, beliau
menjelaskan dan menyebarkannya kemasyarakat. Cara-cara seperti ini tidak sama
dengan cara-cara yang ada pada scientific worldview,dan oleh sebab itu Prof.Alparslan
menamakan worldview Islam sebaai ‘quasi-scientific worldview’. Penjelasan lebih
detail tentang pandangan hidup Islam akan dilakukan kemudian.
Proses pembentukan pandangan
hidup melalui penyebaran ilmu pengetahuan diatas akan lebih jelas lagi jika
kita lihat dari proses pembentukan elemen-elemen pokok yang merupakan bagian
dari struktur pandangan hidup itu serta fungsi didalamnya. Seperti yang
dijelaskan diatas bahwa pandangan hidup dibentuk oleh jaringan berfikir (mental
network) yang berupa keseluruhan yang saling berhubugan (architectonic whole).
8.2 Cita-cita
Cita-cita merupakan pandangan
masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita
merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan
lain, cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin
tinggi tingkatannya.
8.3. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau
perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan
moral, perbuatan yagn sesuai dengan norma-norma agama dan etika.
Sebagai makhluk Tuhan, manusiapun
harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar
manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik.
Faktor-faktor yang menentukan
tingkah laku seseorang :
1. Faktor Pembawaan
(hereditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam
kandungan.
2. Faktor Lingkungan
(environment) yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya
setelah seorang anak lahir. Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi
lingkungan, keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3. Pengalaman yang khas
yang pernah diperoleh. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun
pengalaman manis yang sifatnya positif, memberikan pada manusia suatu bekal
yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil
tindakan.
8.4. Usaha/ Perjuangan
Kerja keras untuk mewujudkan
cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian
hidup manusia adalah usaha / perjuangan untuk hidup, dan ini sudah kodrat
manusia.
Satu ayat al-qur’an tentang
usaha /perjuangan :
Sebagaimana hadist yang diucapkan
Nabi Besar Muhannad S.A.W. yang ditunjukkan kepada para pengikutnya :
"Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah
kamu seakan-akan kamu akan mati bersok". Allah berfirman dalam
Al-Quran surat Ar-Ra'du ayat 11 : "Sesungguhnya Allah tidak mengubah
keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan diri mereka
sendiri".
8.5. Keyakinan atau
Kepercayaan
Tiga aliran filsafat :
1. Aliran Naturalisme yaitu
hidup manusia dihubungkan dengan kekuaan gaib.
2. Aliran Intelektualisme yaitu
berdsarkan logika atau akal.
3. Aliran gabungan yaitu
kekuatan gaib dan juga akal.
Pengertian keyakinan atau
kepercayaan :
Kepercayaan dalam bahasa
inggrisnya dinamakan "trust or believe" ini merupakan suatu bentuk
nyata dalam kehidupan dimana menjadi berharga dari intan berlian sekalipun.
Agama pun mengajarkan pentingnya kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa atau
Allah SWT. Ini esensi penting dalam beragama karena tanpa ini maka keimanan
seseorang diragukan. Orang yang tidak mempercayai Tuhan adalah atheis.
8.6. Langkah - Langkah
Berpandangan Hidup Yang Baik
Langkah-langkah berpandangan
hidup yang baik :
1. Mengenal, suatu kodrat
manusia yang merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya.
2. Mengerti, maksudnya
mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri.
3. Menghayati, dengan
menghayati hidup kita memperoleh gambaran yang tapat dan benar mengenai
kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
4. Meyakini,
merupakan suatu hal untuk cendeerung memperoleh suatu kepastian sehingga
dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
5. Mengabdi, merupakan
sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah
dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
6. Mengamankan, mungkin
sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri pada suatu
pandangan hidup lalu ada orang lain yang menggangu dan atau menyalahkannya
tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawan.
BAB IX
Manusia dan
Tanggung Jawab
9.1 Tanggung Jawab
Setiap manusia harus mempunyai
rasa tanggung jawab, dimana rasa tanggung jawab itu harus disesuaikan dengan
apa yang telah kita lakukan. Arti dari tanggung jawab menurut kamus bahasa
indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga
bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban
memikul, menanggung segala sesuatunya, dan menanggung segala akibatnya.Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di
sengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab itu bersifat
kodrati, artinya sudah menjadi bagian hidup dari manusia bahwa setiap manusia
dibebani dengan tangung jawab. Apabila di kaji tanggung jawab itu adalah
kewajiban yang harus di pikul sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat.
Tanggung jawab adalah ciri
manusia yang beradab. Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari
akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain
memerlukan pengadilan atau pengorbanan.
9.2 Macam-macam Tanggung Jawab
Manusia berjuang untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri dan adapun untuk kebutuhan orang lain. Dalam usahanya
setiap manusia menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan dan
membantunya yaitu kekuasaan tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat di
bedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yangdibuat nya. Berikut ini
merupakan beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
1. Tanggung Jawab Terhadap
Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri
sendiri itu menuntut kesadaran akan diri kita untuk memenuhi kewajiban sendiri
dan mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Apa yang telah kita
lakukan harus menerima resikonya sendiri.
2. Tanggung Jawab Terhadap
Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat
kecil. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.
Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga
merupakan kesejaterahaan ,keselamatan, pendidikan dan kehidupan. Sebagai
anggota keluarga kita harus saling menjaga nama baik keluarga dengan sikap dan
perbuatan yang kita lakukan di dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Tanggung Jawab Terhadap
Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak
bisa hidup tanpa bantuan orang lain karena manusia kedudukannya sebagai makhluk
sosial yang membutuhkan manusia lain maka kita harus berkomunikasi dengan
manusia lain tersebut. Berinteraksi didalam suatu kehidupan masyarakat sangat
dibutuhkan karena itu bisa membuat kita saling mengenal satu dengan yang
lainnya.
4. Tanggung Jawab Kepada
Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi bahwa tiap
manusia, tiap individu adalah suatu warga negara. Dalam berpikir, berbuat,
bertindak, dan bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma yang di buat
oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan
manusia itu salah maka ia harus bertanggung jawab kepada Negara atas apa yang
telah ia perbuat. Kita harus menjaga nama baik bangsa dan negara kita sendiri
dengan prestasi-prestasi anak bangsa.
5. Tanggung Jawab Terhadap
Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi
ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupan manusia
agar tanggung jawab langsung terhadap tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak
bisa lepas dari hukuman-hukuman tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci
melalui berbagai macam jenis agama. Menerima hukuman di akhirat nanti atas apa
yang telah kita lakukan selama hidup didunia ini.
9.3 Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud tanggung jawab juga berupa
pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik
untuk kepentingan manusia itu sendiri.
1. Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik
yang berupa pikiran dan pendapat sebagai perwujudan kesetiaan, atau suatu
kesetiaan yang di lakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu ada hakekatnya
yaitu rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras seharian penuh itu untuk
mencukupi kebutuhannya. Lain halnya jika kita hanya membantu teman dalam
kesulitan mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya sebuah
bantuan saja.
2. Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata
korban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk
menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu
mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengharapkan suatu imbalan maupun pamrih
dari orang lain.
sumber referensi:
Buku MKDU Ilmu Budaya Dasar Oleh : Widyo Nugroho, Achmad Muchji penerbit gunadarma
http://vynhe.blogspot.com/2013/01/bab-xi-manusia-dan-harapan.html
sumber referensi:
Buku MKDU Ilmu Budaya Dasar Oleh : Widyo Nugroho, Achmad Muchji penerbit gunadarma
http://vynhe.blogspot.com/2013/01/bab-xi-manusia-dan-harapan.html
No comments:
Post a Comment