Nama:
SARDI IRFANSYAH
KELAS :
1IB03
NPM:
16412848
BAB IV
Manusia dan Cinta Kasih
4.1 Pengertian Cinta Kasih
Menurut
kamus umum bahasa Indonesia, cinta adalah rasa sangat suka
kepada ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih artinya
perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian
arti cinta kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta.
Pengertian
tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa
cinta memiliki tiga unsur yaitu keterkaitan, keintiman dan kemesraan. Yang
dimaksud dengan keterkaitan adalah adanya perasaan untuk hanya
bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi bersama orang lain
kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati. Unsur yang kedua
adalah keintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang
menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi.
Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan
sekedar memanggil nama atau sebutan:sayang dan sebagainya. Unsur yang ketiga
adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai,
rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang
rnengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya.
Di dalam
kitab Suci Alqur’an, ditemukanya fenomena cinta yang bersembunyi di dalam jiwa
manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan-tingkatan : tinggi, menengah dan rendah.
Tingkatan cinta tersebut di atas adalah berdasarkan firman Alloh dalam surah
At-Taubah ayat 24 yang artinya sebagai berikut:
katakanlah: Jika bapak-bapak,
anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat
tinggal yang kamu sukai; adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya
dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
4.2 Cinta menurut Ajaran Agama
Ada yang
berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan
dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya
cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta dibunyikan lewat lagu dan
organisasi perdamaian dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta
sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan
ajaran cinta kepada manusia.
Cinta diri
Cinta diri
erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup,
mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Ia mencintai segala
sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala
sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan
diri. Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit
dan mara bahaya.
Diantara
gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah
kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua
keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan
kemewahan hidup. (QS, al-Adiyat, 100:8)
Cinta kepada sesama manusia
Agar manusia
dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya,
tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya.
Hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada
orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang lain.
Oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada
dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan
dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya
dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung
memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan
dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu
adalah dengan melalui iman, menegakkan shalat, memberikan zakat, bersedekah
kepada orang-orang miskin dan tak punya dan menjauhi segala larangan Allah.
Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri
sendiri dan cintanya pada orang lain, dan dengan demikian akan bisa
merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat.
Cinta seksual
Cinta erat
kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan
kasih sayang, keserasian, dan kerja sama antara suami dan istri. Ia merupakan
faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu Istri-istri dan jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di
antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir. (QS, Ar-Rum, 30:21)
Dorongan
seksual melakukan suatu fungsi penting. yaitu melahirkan keturunan demi
kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksual lah terbentuk keluarga. Dari
keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan demikian bumi pun menjadi
ramai, bangsa-bangsa saling kenal mengenal, kebudayaan berkembang, dan ilmu
pengetahuan dan industri menjadi maju. Islam mengakui dorongan seksual dan
tidak mengingkarinya.
Cinta kepada Allah
Puncak cinta
manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah
dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya saja,
tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan
tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridho-Nya:
“Katakan1ah: Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS, Mi
Imran, 3:31).
Cinta
yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi
kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua
bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang
yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam
semesta.
Cinta kepada Rasul
Cinta
kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta,
menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul
merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun
berbagal sifat luhur lainnya.
Seorang
mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah
yang telah menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala
kesulitan sehingga Islam tersebar di seluruh penjuru dunia. dan membawa
kemanusiaan dan kekelaman kesesatan menuju cahaya petunjuk.
4.3 Kasih Sayang
Pengertian
kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah perasaan sayang,
perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Dalam kehidupan
berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini
merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila
diakhiri dengan perkawinan, maka di dalarn berumah tangga keluarga muda itu
bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan
kasih sayang.
Dalam kasih sayang
sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab,
pengorbanan, kejujuran, saling percaya. saling pengertian, saling terbuka,
sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur
kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan
rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah
kebahagiaan rumah tangga itu.
BAB V
Manusia dan
Keindahan
5.1 Keindahan
Kata keindahan berasal dari kata
indah, aartinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang
mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia,
rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebagainya. Keindahan
dapat dikatakan sebagai bagian hidup manusia yang tak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia.
Keindahan itu baru jelas jika
telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya, yang baru
dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk dan dengan bentuk itu keindahan
dapat berkomunikasi. Perbedaan ini dalam bahasa Inggris sering dipergunakan
istilah beauty (keindahan) dan the beautiful (benda atau hal yang indah).
5.2 Renungan
Renungan berasal dari kata
renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan
dalamdalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan
seni ada beberapa teori antara lain :
1. Teori Pengungkapan
Dalil teori ini
ialah bahwa “arts is an expresition of human feeling” ( seni adalah suatu
pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa
yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan karya seni.
Dengan
demikian pengungkapan itu berwujud pelbagai gambaran angan-angan seperti
misalnya images warna, garis dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti
menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar.
2. Teori Metafisik
Teori seni
yang bercotak metafisik merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni
berasal dari Plato yang karyakaryanya untuk sebagian membahas estetik filsafat,
konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan
suatu teori peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang
mendalikan adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Paa
taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan
semu dan mirip realita ilahi. Dan karyu seni yang dibuat manusia adalah
merupakan mimemis (tiruan) dari ralita duniawi.
3. Teori Psikologis
Para ahli
estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya
seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode
psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan bahwa proses penciptaan
seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman.
Sedang karya seni tiu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang
wujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.
5.3 Keserasian
Keserasian adalah perpaduan,
pertentangan, ukuran, seimbang. Terdapat 2 teori keserasian:
Teori subjektif: Ciri-ciri yang
menciptakan keindahan suatu benda itu tak ada, yang ada hanya perasaan dalam
diri seseorang yang mengamati sesuatu benda.
Teori objektif: Cirri-ciri yang
mencipta nilai estetik adalah sifat yang memang telah melekat pada bentuk indah
yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.
BAB VI
Manusia dan Penderitaan
6.1 Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata
derita. Kaa derita berasal dari bahasa sanskerta dhra artinya menahan atau
menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan secara fisik
yaitu terkena bencana tsunami, kehilangan anggota tubuh,dll. Penderitaan yang bersifat
lama atau tidaknya tergantung oleh penyebab penderitaan tersebut, misal
Kehilangan orang yang penting di dalam kehidupan seseorang, dan penderitaan
yang bersifat sementara adalah di kecewakanya oleh seseorang.
6.2 Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai
siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani.
akibat siksaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan. Manusia akan
mengalami siksaan di akhirat nanti, yaitu siksaan bbagi orang-orang musryik,
syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dll.
Ketakutan yang menyebabkan
seseorang mengalami siksaan bati, dan bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang
tidak pada tempatnya. Pada umumya orang memiliki sau atau lebih phobia ringan
seperti takut pada tiikus, ular, serangga, dll. Tetapi pada sementara orang
ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu.
Tiga siksaan yang sifatnya
psikis :
Siksaan yang sifatnya Psikis
misalnya;
1. Kebimbangan
dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan
mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang
itu pergi atau tidak, siapakah kawannya yang akan pacar tetapnya. Akibat dari
kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia
merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya,
masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan.
Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu
keputusan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
2. Kesepian dialami
oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun ia
dalam lingkungan orang ramai, kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan
keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya
ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi.
Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami seseorang.
3. Ketakutan, sama
sama halnya dengan phobia yang dijelaskan diatas tadi. namun tidak terlalu
dibesar-besarkan.
Penyebab seseorang merasa
ketakutan :
a) Claustrophobia
adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia
adalah rasa takut yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
b) Gamang merupakan
ketakutan bila seseorang di tampat yang tinggi. Hal itu disebabkan karena ia
takut akibat berada di tempat yang yang tinggi, misalnya seseoarang harus
melewati jermbatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir, atau
seseoprang takut meniti dinding tembok dibawahnya.
c) Kegelapan merupakan
suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempatyang gelap. Sebab dalam
pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya
setan, pencuri, orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur
selalu dinyalakan lampu yang terang .
d) Kesakitan merupakan
ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami seseoarng yang
takut diinjeksi, ia sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan
kedalam tubuhnya, hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan
menimbulkan kesakitan.
e) Kegagalan merupakan
dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan
mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta lagi,
karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma
yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang
lagi.
6.3 Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu
psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental
dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang
menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah
secara kurang wajar.
Gejala-gejala seseorang mengalami
kekalutan mental :
1. Nampak pada jasmani yang
sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
2. Nampak pada kejiwaannya dengan
rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan :
1. Gangguan kejiwaan nampak dalam
gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
2. Usahan mempertahankan diri
dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya
salah. Pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi
persoalan, justru lekas memecahkan masalahnya, sehingga tidak menekan
perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, melainkan memecahkan
persoalannya.
3. Kekalutan merupakan titik
patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental
:
1. Kepribadian yang lemah akibat
kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna dan sering menyebabkan yang
bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan
kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
2. Terjadinya konflik sosial
budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam
masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
3. Cara pematangan batin yang
salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial, over
acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses kekalutan mental :
1. Positif : Trauma yang
dialami secara baik sebagai usaha agar tetap suvive dalam hidup, misalnya
melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan
mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun
melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
2. Negatif : Trauma yang
dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami
frustasi yaitu tekanan batin akibat tidak ttercapainya apa yang diinginkan.
6.4 Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami
penderitaan, baik berat ataupun ringan yang bersifaat kodrati yang sudah
menjadi konsekwensi hidup manusia. Karena terserah kepada manusia itu sendiri
untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan sama sekali. Sehingga manusia hidup tidak boleh
pesimis, yang menganggap sebagai rangkaian penderitaan, melainkan optimis,
berusaha mengatasi kesulitan hidup.
6.5. Penderitaan, Media Masa
Dan Seniman
Berita mengenai penderitaan
manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, radio, internet,
dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh
penderitaan manusia. Dengan demikian dapat menggugah hati manusia untuk berbuat
sesuatu.
Media masa merupakan alat yang
paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia
secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai
untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang simpati. Tetapi
tidak kalah pentingnya komunkiasi yang dilakukan para seniman melalui karya
seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus
keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak bernama Arie
Hangara yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan
judul yang sama.
6.6 Penderitaan dan
Sebab-sebabnya
Sebab-sebab timbulnya penderitaan :
a) Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan
buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia
dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut basib buruk. Nasib buruk
ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah
yang dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, Tuhan yang
menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.
b) Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat
juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran,
tawakal, dan optimism dapat berupa usaha manusia untuk mengatasi penderitaan
itu.
6.7 Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan
mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap
yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative
misalnya penyesalan karena tidak bahagia atau tidak bahagia. Sikap positif
yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan
penderitaan itu adalah hanya sebagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya
kreatif, tidak mudah menyerah.
sumber referensi:
Buku MKDU Ilmu Budaya Dasar Oleh : Widyo Nugroho, Achmad Muchji penerbit
gunadarma
http://vynhe.blogspot.com/2013/01/bab-xi-manusia-dan-harapan.html