Nama : Sardi Irfansyah
Kelas : 1IB03
NPM : 16412848
Kegiatan/organisasi di Gunadarma : koordinator Laki-laki (Ikhwan) angkatan 2012 UKM Fajrul Islam Universitas Gunadarma
BAB I
Tinjauan Ilmu Budaya Dasar
A.
PENDAHULUAN
Ilmu Budaya Dasar
adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan tentang nilai- nilai,
kebudayaan, tentang berbagai masalah yang dihadapi manusia dalam hidupnya
sehari-hari.
Secara singkat dapatlah dikatakan bahwa
setelah mendapat mata kuliah ini mahasiswa diharapkan memperlihatkan :
- Minat dan kebiasaan menyelidiki apa- apa
yang terjadi disekitarnya dan diluar lingkungannya, menelaah apa yang
dikerjakannya sendiri.
- Kesadaran akan pola- pola nilai yang
dianutnya serta bagaimana hubungan nilai- nilai ini dengan cara hidupnya
sehari- hari.
- Kerelaan memikirkan kembali dengan hati
terbuka nilai- nilai yang dianutnya untuk mengetahui apakah dia berdiri sendiri
dapat membenarkan nilai- nilai tersebut ubtuk dirinya sendiri.
- Keberanian moral untuk mempertahankan nilai- nilai yang
dirasanya sudah dapat diterimanya dengan pnuh tanggung jawab dan sebaliknya
menolak nilai- nilai yang tidak dapat dibenarkan.
Latar belakang mata kuliah IBD dalam
konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah
sebagai berikut :
1. Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri
atas berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercermin
dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-
ikatan primordial, kesukuan, dan kedaerahan.
2. Proses pembangunan yang sedang
berlangsung dan terusmenerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa
terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan
sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari
pembenturan nilai budaya ini ialah timbulnya konflik dalam kehidupan.
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan
tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang
telah diciptakannya. Hal ini merupakan sifat ambivalen teknologi, yang
disamping memiliki segi- segi positifnya, juga memiliki segi-segi negatif.
Akibat dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.
B.
ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI BAGIAN DARI MATA KULIAH DASAR UMUM
Secara khusus MKDU bertujuan untuk
menghasilan warga negara sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut :
1. Berjiwa Pancasila sehingga keputusan dan
tindakannya mencerminkan pengalaman nilia- nilai pancasila dan memiliki
integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan
kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
2. Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
bersikap dan bertindak sesuai ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa
terhadap pemeluk agama lain.
3. Memiliki wawasan komprehensif dan
pendekatan integral didalam menyikapi permasalahan kehidupan baik sosial, ekonomi,
politik, kebudayaan, maupun kebudayaan pertahanan.
4. Memiliki wawasan budaya yang luas
tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama- sama mampu berperan serta
meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan alamiah dan bersama- sama berperan
serta didalam pelestariannya.
Jadi, pendidikan umum yang menitik
beratkan pada usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa, pada dasarnya
berbeda dengan mata kuliah- mata kuliah bantu yang bertujuan untuk menopang
keahlian mahasiswa dalam disiplin ilmunya. Demikian pula berbeda dengan
pendidikan keahlian yang bertujuan untuk mengembangkan mahasiswa dalam bidang
atau disiplin ilmunya.
C.
PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR
Secara sederhana Ilmu
Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep- konsep uang dikembangkan untuk
mengkaji masalah- masalah kemanusiaan dan kebudayaan.
Istilah ilmu budaya
dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm
yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the humanities”. Adapun istilah
humanities itu sendiri berasal dari bahasa Yunani Humanus yang bisa diartikan
manusia berbudaya dan halus.
Prof. Dr. Harsya Bachtiar mengemukakan
bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1.
Ilmu- ilmu alamiah (natural science)
Ilmu- ilmu alamiah bertujuan mengetahui
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal
itu diunakan metode alamiah. Caranya dengan menentukan hukum yang berlaku
mengenai keteraturan- keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan
suatu kualitas, hasil analisis itu kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini
lalu dibuat prediksi. Hasil penelitiannya 100 % benar dan 100 % salah. Yang
termasuk kelompok ilmu- ilmu alamiah antara lain ialah astronomi, fisika,
kimia, biologi, kedokteran, dan mekanika.
2.
Ilmu- ilmu sosial (sosial science)
Ilmu- ilmu sosial bertujuan untuk
mengkaji keteraturan- keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia.
Untuk mengkaji hal itu digunakan metode alamiah sebagai pinjaman dari ilmu-
ilmu alamiah. Tetapi hasi penelitiannya tidak mungkin 100 % benar, hanya
mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antar manusia
itu tidak dapat berubah dari saat ke saat. Yang termasuk ilmu- ilmu sosial
antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi
sosial, sosial hukum, dsb.
3.
Pengetahuan budaya (the humanities)
Pengetahuan budaya
bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan- kenyataan yang bersifat
manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-
peristiwa dan pernyataan- pernyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Peristiwa- peristiwa dan pernyataan- pernyataan itu pada umumnya terdapat dalam
tulisan- tulisan, metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah,
hanya mungkin ada pengaruh dari metode alamiah.
D.
TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR
Penyajian mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep- konsep yang dikembngkan
untuk mengkaji masalah- masalah manusia dan kebudayaan.
Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut
ilmu budaya dasar diharapkan dapat :
1. Mengusahakan
penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan
profesi mereka.
2. Memberi
kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah
kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap
persoalan- persoalan yang menyangkut dua hal tersebut.
3. Mengusahakan
agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam
bidang disiplin masing- masing, tidak jatuh kedalam sifat- sifat kedaerahan dan
pengkotakan disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi karena ruang lingkup
pendidkan kita amat sempit dan condong membuat manusia spesialis yang
berpandangan kurang luas. Kedaerahan dan pengkotakan didiplin ilmu yang ketat.
4. Mengusahakan
wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama
lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan
lebih lancar dalam berkomunikasi.
E.
RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR
Bertitik tolak dari
kerangka tujuan yang telah ditentukan diatas, dua masalah pokok bisa dipakai
sebagai sebagai bahan pertibangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata
kuliah Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah pokok itu ialah :
1. Berbagai
aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan
budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the
humanities), baik dari segi masing- masing keahlian (disiplin) didalam
pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai displin
dalam pengetahuan budaya.
2. Hakekat
manusia yang satu aatu universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya
dalam kebudayaan masing- masing jaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi
lingkungan alam, sosial dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-
kesamaan, akan tetapi juga ketidak seragaman yang diungkapkan secara tidak
seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak
ungkapan, pikiran, dan perasaan, tingkah laku, dan hasil kelakuan mereka.
Pokok yang akan dikembangkan adalah :
-
Manusia dan cinta kasih
-
Manusia dan keindahan
-
Manusia dan penderitaan
-
Manusia dan keadilan
-
Manusia dan pandangan hidup
-
Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
-
Manusia dan kegelisahan
-
Manusia dan harapan
BAB
II
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A.
MANUSIA
Manusia di alam dunia
ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipegang dari banyak segi.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan
acuan untuk menjelaskan tentang unsur- unsur yang membangun manusia
1.
Manusia itu terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu
a.
Jasad, yaitu : badan kasar manusia yang
nampak dari luarnya, dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu.
b. Hayat, yaitu : mengandung unsur hidup,
yang ditandai dengan gerak.
c. Ruh, yaitu : bimbingan dan pimpinan
Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu
kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya
kebudayaan.
d.
Nafsu, dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri
sendiri.
2.
Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
a.
Id, yang merupakan struktur kepribadian
yang paling primitif dan paling tidak nampak. Id merupakan libido murni, atau
energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional yang terkait dengan
sex, yang secara instingtual menentukan proses- proses ketidaksadaran
(unconcious).
b.
Ego, merupakan bagian atau struktur
kepribadian yang pertama kali dibedakan dari id, sering disebut sebagai
kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id kedalam
saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c.
Superego, merupakan struktur kepribadian
yang paling akhir, muncul kira- kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan
id dan ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego
terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego merupakan kesatuan standar-
standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas
di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-
pandangan orang tua.
B.
HAKEKAT MANUSIA
a. Mahluk
ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
b. Tubuh
adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak
abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat
didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tdak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi
abadi. Jiwa adalah roh yang ada didalam tubuh manusia sebagai penggerak dan
sumber kehidupan.
c. Mahluk
cipaan Tuhan yang palin sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
d. Kesemurnannya
terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya
dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Dengan
akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perasaan
rohani adalah perasaan luhur yang hanya trdapat pada manusia, misalnya :
1. Perasaan
intelektual, yaitu persaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
2. Perasaan
estesis, yaitu persaan yang berkenaan dengan keindahan.
3. Perasaan
etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
4. Perasaan
diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari
yang lain.
5. Perasaan
sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup
bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain.
6. Perasaan
religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
e. Mahluk biokultural, yaitu
mahluk hayati dan budayawi.
Manusia adalah produk dari saling tindak atau
interaksi faktor- faktor hayati dan budayawi. Sebagai mahluk hayati, manusia
dapat dipelajari dari segi- segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia,
psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan
sebagainya. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi- segi kemasyarakatan,
kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dan
sebagainya.
f. Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan
lingkungan (ekologi), memepunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja
dan berkarya.
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu, estetis,
etis, dan religius. Dengan kehidupan estetis, manusia mampu menangkap dunia
sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali (karya)
dalam lukisan, tarian, nyanyian yang indah. Dalam etis, manusia meningkatkan
kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk- bentuk keputusan
bebas dan dipertanggungjawabkan. Dengan kehidupan religius, manusia menghayati
pertemuannya dengan Tuhan.
C.
KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Ilmu psikologi yang
memang berasal dan timbul dari masyarakat Barat, dimana konsep indvidu itu
mengambil tempat yang sangat penting, biasanya menganalisis jiwa manusia dengan
terlampau banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan
analisis tersendiri.
D.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan jika dikaji
dari asal bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau
akal. Dalam bahasa Latin, kebudayaan berasal dari corele, yang berarti mengolah
tanah. Jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang
dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah
atau tempat tinggalnya.
E.
UNSUR- UNSUR KEBUDAYAAN
C. kluckhohn di dalam
karyanya yang berjudul Universal Categories of culture mengemukakan, bahwa ada
tujuh kebudayaan Universal, yaitu :
1.
Sistem religi (sistem kepercayaan).
2.
Sistem organisasi kemasyarakatan.
3.
Sistem pengetahuan.
4.
Sistem mata pencaharian hidup dan sistem- sistem ekonomi.
5.
Sistem teknologi dan peralatan.
6.
Bahasa
7.
Kesenian.
F.
WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut dimensi
wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu
1.
Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran
manusia :
Wujud ini disebut sebagai sistem budaya, sifatnya
absrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala- kepala manusia yang
menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat
dimana kebudayaan bersangkutan hidup.
2.
Kompleks aktivitas :
Berupa aktivitas manusia yang saling
berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diaati atau diobservasi. Wujud ini
sering disebut sistem sosial.
3.
Wujud sebagai benda :
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak
lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk
mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasikan benda untuk
berbagai keperluan hidupnya.
G.
ORIENTASI NILAI BUDAYA
Kebudayaan sebagai
karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C. Kluckhohn dalam karyanya
variations in value orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua
kebudayaan didunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan
manusia, yaitu :
1.
Hakekat hidup manusia (MH)
2.
Hakekat karya manusia (MK)
3.
Hakekat waktu manusia (WM)
4.
Pandangan manusia terhadap alam (MA)
5.
Hakekat hubungan anatara manusia dengan sesamanya (MM)
H.
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Terjadinya gerak /
perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
a. Sebab-
sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya
perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
b. Sebab-
sebab perubahan lingkungan alam dan fisisk tempat mereka hidup. Masyarakat yang
hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur- jalur hubungan dengan masyarakt dan
kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat.
Berbagai faktor yang
mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
a. Tetbatasnya
masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-
orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
b. Jika
pandangan hidup dan nilai- nilai dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-
nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada,
maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan yang harus disensor dulu oleh
berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
c. Corak
struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan
baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
d. Suatu
unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur- unsur kebudayaan
yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
e. Apabila
unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan
mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
I.
KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat
dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan
sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis
ini tercipta melalui tiga tahap, yaitu :
- Eksternalisasi, yaitu dimana manusia
mengekspresikan dirirnya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini
masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
- Obyektivasi, yaitu proses dimana
masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari
manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala
pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
- Internalisasi, yaitu dimana masyarakat
disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali
masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia
menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
BAB
III
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
A.
PENDEKATAN KESUSASTRAAN
Hampir setiap jaman,
sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alsan pertama, karena sestra
mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung
hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya
sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam
usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu
pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur
hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu- ilmu sosial, manusia
mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada hakekatnya
adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
Sastra juga lebih mudah
berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi.
Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta
kasih, kebahagiaan, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah
abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
B.
ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Istilah prosa banyak
padanannya. Kadang- adang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya
fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi
cerita rekaan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang
mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal
atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel
atau cerita pendek.
Dalam kesusastraan Indonesia kita
mengenal jenis prosa lama dan prosa baru
a.
Prosa lama meliputi
1.
Dongeng- dongeng
2.
Hikayat
3.
Sejarah
4.
Epos
5.
Cerita pelipur lara
b.
Prosa baru meliputi
1.
Cerita pendek
2.
roman/ novel
3.
Biografi
4.
Kisah
5.
Otobiografi
C.
NILAI- NILAI DALAM PROSA FIKSI
Adapun nilai- nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1.
Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca
mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa
atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk
mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak
mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh- tokoh
yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya
untuk mencapai sukses.
2.
Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat didalam
ensiklopedi. Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada
sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa
lau, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama
sekali.
3.
Prosa fiksi memberikan warisan
kultural
Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi, dan merupakan sarana bagi
pemindahan yang tak henti- hentinya dari budaya bangsa.
4.
Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan
pengalaman- pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih
banyak kesempatan untuk memilih respon- respon emosional atau rangsangan aksi
yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
D.
ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan
diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang
murni. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai
dengan tema- tema atau pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh
kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
a. Figura
bahasa (figurative laguage) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandigan,
alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik, dan memberi
kejelasan gambaran agan.
b. Kata-
kata yang ambiquitas yaitu kata- kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
c. Kata-
kata berjiwa yaitu kata- kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi
perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
d. Kata-
kata yang konotatif yaitu kata- kata yang sudah diberi tambahan nilai- nilai
rasa dan asosiasi- asosiasi tertentu.
e. Pengulangan,
yang berfungsi untuk mengintensifkan hal- hal yang dilukiskan, sehingga lebih
menggugah hati.
Adapun alasan- alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan
Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :
1.
Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
2.
Puisi dan keinsyafan / kesadaran individual.
3.
Puisi dan keinsyafan sosial.
Secara imaginatif puisi dapat
menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa :
-
Penderitaan atas ketidak adilan.
-
Perjuangan untuk kekuasaan.
-
Konflik dengan sesamanya.
-
Pemberontakkan terhadap hukum Tuhan.
REFERENSI:
a. Buku
Ilmu Budaya Dasar oleh Widyo Nugroho dan Achmad Muchji ,diterbitkan oleh
Universitas Gunadarma.